Skandal di Tengah Musim: Pemain Asing IBL Ditangkap karena Dugaan Penyelundupan Permen Ganja
Jakarta, Mei 2025 – Dunia bola basket Indonesia dikejutkan oleh kabar mengejutkan: salah satu pemain asing Indonesian Basketball League (IBL), Jarred Dwayne Shaw, ditangkap oleh aparat keamanan karena dugaan penyelundupan narkotika jenis permen ganja. Kasus ini menjadi pukulan keras bagi reputasi liga dan membuka diskusi luas soal ketatnya seleksi dan pengawasan terhadap pemain asing.
Penangkapan di Bandara Soekarno-Hatta
Jarred Shaw, pemain asal Amerika Serikat berusia 33 tahun, ditangkap oleh petugas Bea Cukai dan Bareskrim Polri di Bandara Soekarno-Hatta pada 7 Mei 2025. Dalam pemeriksaan, petugas menemukan permen berbahan dasar ganja yang dibawanya dari Thailand. Barang bukti tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai narkotika golongan I, yang di Indonesia dilarang keras penggunaannya.
Shaw sempat membantah tuduhan, mengklaim bahwa permen tersebut merupakan "konsumsi pribadi" dan tidak mengetahui bahwa barang tersebut ilegal di Indonesia. Namun, aparat menemukan indikasi bahwa Shaw sengaja menyelundupkan produk tersebut dalam jumlah tidak sedikit, sehingga menimbulkan dugaan bahwa ia memiliki niat untuk mendistribusikannya.
Karier di IBL dan Dampak Langsung
Jarred Shaw bukanlah pemain asing baru di IBL. Ia telah bermain sejak 2022 dan terakhir membela Tangerang Hawks Basketball Club. Ia dikenal sebagai center berpostur menjulang (210 cm) dengan gaya bermain agresif di bawah ring.
Namun, setelah kasus ini mencuat, manajemen Tangerang Hawks langsung memutus kontrak Shaw secara sepihak. Tak hanya itu, pihak IBL menjatuhkan sanksi larangan bermain seumur hidup di kompetisi Indonesia. IBL melalui pernyataan resminya menyebutkan:
“Kami tidak menoleransi segala bentuk pelanggaran hukum, terlebih yang berkaitan dengan narkoba. Kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dan bertanggung jawab.”
Ancaman Hukuman Berat
Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, tindakan Shaw dapat dijerat dengan pasal penyelundupan dan kepemilikan narkotika golongan I. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara seumur hidup, bahkan hukuman mati.
Saat ini, proses hukum masih berjalan di bawah pengawasan Bareskrim Polri. Shaw sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka. Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta juga telah dihubungi untuk pendampingan hukum dan diplomatik.
Pukulan untuk Reputasi Liga
Skandal ini menjadi catatan kelam bagi IBL yang tengah berusaha meningkatkan kualitas kompetisi dan popularitas di kancah internasional. Sejumlah pengamat menilai kasus ini dapat merusak citra liga, terutama di mata sponsor, fans, dan pemangku kepentingan internasional.
“IBL harus memperketat proses rekrutmen dan skrining terhadap pemain asing. Tidak cukup hanya melihat statistik dan performa, tapi juga latar belakang dan rekam jejak hukum mereka di negara asal,” ujar seorang pengamat basket nasional.
Langkah Perbaikan: Evaluasi dan Reformasi
Peristiwa ini mendorong IBL dan Perbasi untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Beberapa langkah yang direncanakan antara lain:
-
Skrining ketat terhadap pemain asing, termasuk pengecekan kriminal dan rekam medis.
-
Pembentukan satuan etik untuk mengawasi perilaku pemain, baik di dalam maupun luar lapangan.
-
Edukasi rutin tentang hukum dan norma sosial di Indonesia bagi seluruh pemain dan pelatih asing.
Penutup: Dari Sorotan Lapangan ke Sorotan Hukum
Kasus Jarred Shaw adalah peringatan keras bahwa tidak ada toleransi terhadap narkoba dalam olahraga Indonesia. Kejadian ini tidak hanya menyangkut satu pemain, tetapi juga menyentil sistem yang ada di balik layar. IBL kini menghadapi tantangan besar untuk menjaga integritas dan membangun kembali kepercayaan publik.
Sebagaimana di lapangan, setiap pelanggaran ada konsekuensinya. Kali ini, pelanggaran itu terjadi di luar arena—dan konsekuensinya bisa lebih dari sekadar technical foul: bisa mengakhiri karier, bahkan kebebasan.
BACA JUGA ARTIKEL SEPUTAR BOLA BASKET DI
Post a Comment